Rabu, 11 Desember 2013

PENGERTIAN ISLAM










 By. MUHAMMAD NAMBIN LUBIS DAN PAI-1

A. PENDAHULUAN
B. ISLAM
            Secara etimologi (bahasa) kata islam itu berasal dari bahasa arab yaitu dari kata aslama yang diambil dari piil madi yakni salima yang berarti salamat, sentosa, menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat lahir dan bathin.[1] Ibni Zakiah dalam kitab Mu’zam al-Maqais fi al-Lughah di jelaskan bahwa suatu kata yang asalnya terdiri dari huruf sin, lam, mim, mengandung arti sehat dan afiat, lahir dan bathin. Seseorang yang bersikap sebagaimana yang dimaksud dengan pengertian bahasa tersebut dengan muslim yaitu orang yang telah mengatakan dirinya patuh dan tunduk kepada Allah Swt.[2]
            Sedangkan Sidi Gazalba berpendapat bahwa secara bahasa kata Islam ialah kata jadian arab. Asalnya dari kata jadi juga yaitu aslama yang akar katanya ialah salima yang berarti sejahtera, tidak b ercela, tidak bercacat. Dari kata itu terjadi kata masdar yakni salamat yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat, seterusnya salm dan silm yang berarti kedamaian, kesejahteraan, kepatuhan penyerahan diri kepada Tuhan.[3]
            Kata salm dapat di jumpai dalam ucapan assalamu’alaikum, yang artinya sejahtera atas kamu. Orang Islam bila bertemu satu sama lainnya tidak mengucapkan selamat pagi atau selamat malam, melainkan mendoakan salam atau kesejahteraan bagi orang yang di jumpainya. Sejahtera berarti aman dan makmur, senang dan tentram, terpelihara dari bencana, kesusahan, dan lainnya.[4]
            Sedangkan secara terminologi Islam dapat di pahami dari dua sisi. Pertama, Islam adalah agama yang diwahyukan Allah Swt. Kepada Rasul-Nya untuk mengesakan-Nya. Kedua, Islam agam yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui Rasul Muhammad Saw.[5] Pengertian pertama mengandung makna bahwa Islam adalah agama Universal yang ditujukan kepada seluruh umat manusia untuk semua waktu dan tempat. Sementara pengertian yang kedua khusus untuk agama yang diturunkan melalui Nabi Muhammad Saw. Agama Islam dalam pengertian ini bersifat universal juga karena ditujukan kepada seluruh umat manusia dan untuk semua waktu dan tempat. Perbedaannya adalah bahwa pengertian yang pertama jika dilihat dari segi waktu maka ia berlaku pada zaman dahulu, sekarang, dan akan dating. Sedangkan pengertian kedua yaitu, waktu dahulu di masa Nabi Saw, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.[6]
            Dari kedua pengertian di atas, sebenarnya bukan bertentangan tetapi malah menjadi keistimewaan Islam itu sendiri, karena kesesuaiannya dengan latar belakang dan sisi pandangnya. Yang pertama menganut sisi pandang Tauhid oriented. Sedangkan kedua mengarah pada sisi pandang Syari’ah oriented. Nabi dan Rasul terdahulu dipandang sebagai Islam karena sistem Tauhidnya sama dengan sistem Tauhid Nabi Saw. Sementara sistem syari’atnya berbeda karena sesuai dengan perkembangan peradaban umat manusia di dunia. Dari sisi peradaban ini, maka syari’at Islam yang dibawa Muhammad adalah sistem syari’at yang open oriented. Artinya bahwa sari’at Islam dapat berdialog dengan segala peradaban umat manusia sampai hari kiamat.[7]
            Harun Nasution mengemukakan bahwa Islam adalah ahama yanh diwahyukan Allah Swt. Kepada Rasul-Nya Muhammad Saw. Untuk mengesakan-Nya. Dan Islam juga agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan Allah kepada manusia melalui Rasulullah.[8]
            Dan orang yang melakukan aslamaatau masuk Islam di namakan muslim, berarti taat dan berserah diri kepada Allah. Di lihat dari segi ini Islam ialah taat dan berserah diri kepada Allah secara menyeluruh. Dalam pengertian ini penamaan muslim bukan hanya teruntuk bagi orang-orang Islam saja, tetapi juga bagi tiap makhluk yang taat dan berserah diri kepada Allah.[9]
            Mengenai Islam sebagai ajaran yang di anut oleh Nabi Ibrahim dan Nabi-nabi sebelumnya dinyatakan dalam al-Qur’an, antara lain dalam surah al-Baqarah ayat 132 yaitu:
………………………………………………………………………………………………………
Artinya: Nabi Ibrahim………………memeluk agama Islam”.[10]
            Pengakuan Nabi Yusuf putra Nabi Ya’kub dalam sebuah doanya yangh membuktikan bahwa ia memeluk agama Islam. Al-Qur’an mendokumentasikan hal itu dalam sebuah ayat dalam surah Yusuf ayat 101 yaitu:
………………………………………………………………………………………………………
Artinya: Ya Tuhanku, ………………………dengan orang-orang yang saleh”.[11]
            Islam juga adalah agama yang di bawa Nabi Isa, seperti yang di jelaskan dalam ayat berikut:
………………………………………………………………………………………………………
Artinya: Maka ketika Nabi Isa mengetahui……………………………..adalah orang-orang muslim.[12]
Kendati pun demikian, tidak sama persis antara Islam yang dibawa Nabi Muhammad dengan Islam yang dibawa oleh Nabi-nabi sebelumnya. Islam sebelum Muhammad bersifat local atau nasional, ia hanya untuk kepentingan bangsa atau daerah tertentu dan priodenya juga terbatas. Meskipun disebut Islam ia hanya terfokus terhadap misinya saja, yaitu membawa keselamatan, kedamaian, dan seterusnya, bukan menunjukkan nama suatu agama secara sempurna. Islam senagai agama yang sempurna baru digunakan pada masa Nabi Muhammad Saw.[13] Ini dapat dipahami dari ayat berikut ini:
………………………………………………………………………………………
Artinya: “Pada hari ini…………..Islam senagai agamamu…”.[14]
Juga di ayat lain:
……………………………………………………………………………………
Artinya: “Sesungguhnya………………ialah Islam…”.[15]
………………………………………………………………………………………….
Artinya: “Barangsiapa…………………………………..yang merugi”.[16]
Agama Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw. itu tetap berlaku untuk agama masa lalu, sekarang, akan dating dan berlaku pula untuk semua umat manusia.[17] Ini dapat dipahami dari ayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. diutus untuk sekalian alam, yaitu sebagai berikut:
………………………………………………………………………………………..
Artinya: “… Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”.[18]
Dari ayat tersebut memberi pengertian bahwa tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahnat bagi sekalian alam. Di antara makana dari rahnat dala ayat tersebut memiliki makna risalah atau ajaran agama. Jelasnya, bahwa risalah Isam mendatangkan rahmat bagi sekalian alam, dan kedatangan Islam itu sendiri ke dunia ini bukan untuk menimbulkan bencana dan malapetaka, akan tetapi untuk keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan lahit dan bathin bagi seluruh umat manusia baik secara individual maupun sosial.
Islam telah megengkat derajat manusia dari lembah keginaan menjadi kemuliaan, member petunjuk yang baik bagi manusia, membebaskan manusia dari segala bentuk kezaliman dan memerdekakan manusia dari krisis rohani dan materi. Ringkasnya Islam membawa manusia menuju kehidupan yang bahagia lahot dan bathin, dunia dan akhirat.[19]


[1] Baharuddin dan Ali Buyung, Metode Studi Islam, ( Bandung: Ciptapustaka, 2005), hlm. 22
[2] Ibid., hlm. 22-23
[3] Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 121
[4]  Ibid.
[5]  Baharuddin dan Ali Buyung, Op. Cit., hlm. 23
[6]  Ibid., hlm. 23-24
[7]  Ibid.
[8]  Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1997), hlm. 50
[9] Sid Gazalba, Op. Cit., hlm. 121
[10] al-Qur’an Surah al-Baqarah/ 2:132
[11] al-Qur’an Surah Yusuf/ 12:101
[12] al-Qur’an Surah Ali Imran/ 3:52
[13] Baharuddin, Ali Buyung, Op. Cit., hlm. 26
[14] al-Qur’an Surah al-Maidah/ 5:3

[15] al-Qur’an Surah Ali Imran/ 3:19

[16] al-Qur’an Surah Ali Imran/ 3:85

[17] Baharuddin, Ali Buyung, Op. Cit., hlm. 27
[18] al-Qur’an surah al-Anbiya/ 21: 107
[19] Ibid., hlm. 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar